Pertemuan Pertama



Hari ini adalah hari pertama OSPEK tapi belum apa-apa saja sudah kena hukum. Aku diminta kakak senior untuk berjalan jongkok mengelilingi taman hijau di tengah kampus Budi Pekerti. Selain aku juga ada beberapa teman yang lain sih sebenarnya, kami dihukum dengan alasan berbeda tentu saja, intinya persyaratan yang kami bawa tak sesuai dengan yang mereka minta beberapa hari sebelumnya. Sungguh jika bukan karena aku sangat menginginkan masuk Sastra Indonesia dan menjadi Sastrawan seperti kebanyakan alumni sastra dari sini yang juga merangkap jadi dosen mungkin aku sudah berhenti sejak awal.

Bayangkan saja, jarak dari rumahku ke sini hampir satu jam setengah, itu juga kalau tidak macet. Belum lagi persyaratan masuk yang luarbiasa sulit dengan persaingannya yang ketat di setiap jurusan. Biayanya yang hampir selangit, meski sesuai dengan fasilitas yang ada tetap saja aku kan bukan anak konglomerat. Ayah bilang kalau sampai aku main-main, beliau akan menyetop semua biaya termasuk uang sakuku. Sebuah tanggung jawab yang berat bukan?

Matahari sudah mulai tinggi, keringat menetes dari bagian pelipis kanan mataku. Aku segera menyusutnya lupa bahwa tanganku kotor setelah beberapa kali menyentuh tanah sepanjang jalan jongkok. Hingga menyisakan bekas coklat di pipi. Tiba-tiba saja sebuah suara dari arah samping mengagetkanku. "Kok bisa dihukum sih?" tanyanya.

"Eh..." Aku tersihir menatap matanya yang kecoklatan, hidungnya mancung, berlesung pipit sebelah, manis sekali. Kami terhenti beberapa saat sampai akhirnya ia menyadarkan kembali. "Ayo, sambil berjalan nanti kita dimarahi lagi." Ia mendahuluiku, lalu setengah sadar aku pun bergegas mengikutinya, menyusul agar bisa kembali bersampingan. Ada pertanyaanya yang belum sempat aku jawab tadi. "Harusnya kepangan rambutku delapan, tapi karena buru-buru aku cuma dikuncir kuda aja. Kamu sendiri kenapa?" aku bertanya balik.

"Oh, ini cuma masalah nama yang tertera di papan kardus ini loh. Kita diminta pake nama hewan yang berkaki dua kan?" Dia menarik napas sementara aku mengangguk. "Nah, aku pake nama Kangguru." hahaha pecah tawaku seketika, jelas saja dia dihukum kalau begitu. Namun itu tak berlangsung lama, tatapnya memicing serius, dia tidak menandakan sedang bercanda yang membuat dadaku sedikit berdebar lebih cepat. "Apanya yang lucu?" Tanyanya.

Aku melipat bibir ke arah dalam, meneguk ludahku sendiri, memberanikan diri bersuara, "Ya, kangguru kan kakinya empat." jelasku. Dia kembali berjalan lebih cepat, kali ini benar-benar meninggalkanku. Kurasa dia marah dengan apa yang baru saja aku lakukan. Terdengar pembelaannya dari arah depan, "Iya, empat. tapi kan dua laginya gak pernah dipake gimana sih." dia mengeraskan suaranya ketus.

"Lah... lah... lah... Jadi kamu marah nih? Begitulah cowok, selalu benar." Aku berusaha mengejar sebisaku namun gagal. Tenagaku terkuras sudah, tidak apa-apa yang penting sekarang aku menyelesaikan hukumanku terlebih dahulu soal dia biar kuurus lagi nanti. 
Pertemuan Pertama Pertemuan Pertama Reviewed by Hanum on January 23, 2018 Rating: 5

3 comments:

  1. salam kenal, bagus ceritanya kak sukaa

    ReplyDelete
  2. Singkat kemasannya, suka! Karakter tokohnya ya sudah mulai kelihatan, asik pantenginnya.

    ReplyDelete
  3. Kok tokohnya nggak ada namanya ya ..)
    Jadi penasaran...

    ReplyDelete

Powered by Blogger.