Pertemuan Pertama (Part 2)


Aku kembali melirik arloji warna soft purple di tangan, waktu sudah menunjukan hampir pukul 5 sore tapi yang ditunggu tak kunjung menampakkan dirinya. Padahal kereta terakhir Cikini-Bogor hanya akan ada pada pukul 7.30 hari ini, belum lagi di perjalanan nanti bisa-bisa aku pulang kemalaman kalau begini caranya. Sudah menjadi kebiasaan kaki kananku akan bergerak seolah mengetuk-ngetuk bumi kapanpun merasa cemas, khawatir atau bosan. Satpam gerbang kampus melirikku heran mungkin dalam benaknya bertanya-tanya kenapa aku tak jua beranjak dari kursi tunggu ini.

Tiba-tiba sebuah mobil Audi berwarna dark blue berhenti tepat di depanku. Ia membunyikan klaksonnya seraya membuka jendela depan, "Tunggu siapa? jam segini sudah jarang ada orang." tanyanya. Sementara aku celingukan melihat sekeliling, mana tahu ada orang lain di sini selain aku. Tapi aku tidak menemukan siapa-siapa lagi, hanya aku dan Pak Satpam. Klakson kedua dibunyikan, telunjuknya mengarah tepat ke arahku. Keningku mengerutkan alisnya, pundakku menarik diri sedikit ke arah belakang. Kulihat dia malah tersenyum lalu turun dari mobil, perlahan datang menghampiri.

"Hei, Pak Toni." Sapa pemuda itu melambaikan tangan ke arah pria paruh baya yang sedang menyeruput kopi dalam ruang pos. Seseorang yang disapa Pak Toni hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum. "Kamu kok ditanya diem aja?" Tubuh tegapnya sekarang berdiri hanya berjarak satu meter dariku. Aku segera bangun dari duduk dan membetulkan tasku. "Eh iya, ini kak lagi nunggu kangguru." jawabku. Ia terkekeh kecil, gigi putih ratanya tampak percaya diri bisa terlihat olehku.

"Aku Gavin Adhitama, mahasiswa semester enam dari Sastra Indonesia." tuturnya mengulurkan tangan ke arahku. Mendengar Sastra Indonesia wajahku berubah sumringah seketika, mataku bercahaya, bibirku melengkungkan sudut bulan sabit. Jujur yang tadinya takut sekarang berubah menjadi perasaan beruntung. Entah kenapa aku punya mindset bahwa anak sastra itu semuanya baik, penyayang dan puitis. Aku menyambut uluran tangannya, "Pramuditha Handini, calon adik tingkatmu." Kali ini senyumku bertemu senyumannya yang ternyata bertambah kadar kemanisannya.

"Jadi sekarang kamu mau gimana nih?" Tanya Kak Gavin. Aku menoleh ke arah belakang menyusuri setiap sudut di sana, hanya ada beberapa orang yang sedang main basket dan sebagian mengobrol di bawah pohon mangga. Tampaknya dia memang sudah pulang duluan. Aku kembali menatap Kak Gavin, "Kayaknya aku pulang deh, kak." tegasku. "Mau dianterin?" Ia menawarkan tumpangan. Aku terdiam sejenak, "Tapi rumahku jauh. Ke arah Bogor. Satu jam setengah." merasa tidak enak, wajahku sedikit tertunduk. "Baguslah, berarti masih sempat makan dulu di Rumah Makan Mbok Darmi. Sudah lama aku gak makan sate di sana. Ayok tunggu apalagi." Dia bergegas kembali ke mobilnya sambil menarikku antusias, hingga tak sadar bahwa dari tadi jabat tangan kami belum juga dilepas. "Eh..eh kak. iya, iyaa tapi ini tangannya dilepas dulu kan gak sama tempat duduk."

"Hahahaaa. maaf, maaf, abisan grogi." Aku terdiam mencoba mencerna kata-katanya, apa maksud dari grogi? tawanya pecah terbawa angin Cikini, berhembus pelan menghantarkan sore yang masih saja cerah padahal sudah memasuki musim penghujan. Kak Gavin membuka pintu lalu duduk di belakang kemudi. "Hei, masuk." tuturnya yang langsung dilanjutkan, "Mau aku bukain? aku turun lagi nih."

"Eh enggak Kak, gak usah. Iya ini aku masuk kok." Brug, suara mobil dari pintu sebelah kiripun ditutup. Aroma dalam mobilnya seketika tercium, bau wangi segar terawat dan cukup rapi. Lagi-lagi tercermin sekali bagaimana kehidupan anak sastra sehari-harinya.
Pertemuan Pertama (Part 2) Pertemuan Pertama (Part 2) Reviewed by Hanum on January 25, 2018 Rating: 5

9 comments:

  1. Hai mbak penggemar annak sastra ya. Satu-satunya anak sastra yang aku sukai adalah sosok rangga di film aadc mbak hanum. Salam kenal ya :))

    ReplyDelete
  2. Aku suka sama pengolahan kata kak hanum.
    Perlu di terapkan...
    Sllu baca jg status" mbk yg di ig😁

    ReplyDelete
  3. Selalu seneng deh kalau baca tulisannya Mbak Hanum :)

    ReplyDelete
  4. Salam kenal mba hanum, tulisannya enak dibaca, suka saya mba.

    ReplyDelete
  5. Suka sama tulisannya mbak, rapi dan menyenangkan
    salam kenal :D

    ReplyDelete
  6. Salam kenal mba hanum..tulisannya bikin saya jadi senyum-senyum..😁

    ReplyDelete
  7. keren tulisannya. Salam kenal kaka. :)

    ReplyDelete

Powered by Blogger.